Postingan

Another Story of Ren Yeon Bab 4 Part 2

Gambar
 Seringkali Hidup Berjalan Tidak Seperti yang Kita Mau Pertemuan demi pertemuan diisi oleh Oppa dan Adik Kecilnya, dengan saling bertukar cerita. Tiada lagi tangis kesedihan, hilang sudah teriakan kemarahan. Keceriaan kini mengisi hari-hari Oppa dan Adik Kecil berdua. Mengikis segala kesulitan yang sebelumnya menjadi beban. Sahabat, ada, memang untuk itu bukan? Menghapus duka, menggantikan dengan bahagia. “Oppa, apa ibumu suka membacakan dongeng?” “Iya, setiap malam sebelum aku tidur,” mata anak muda tersebut menerawang jauh, “dongeng tentang peri tanpa sayap yang berada di kerajaan awan.” Sejenak kedua bola mata anak lelaki itu berkaca-kaca. “Namun, sekarang ibuku telah pergi untuk selamanya. Mengapa orang yang berhati baik selalu dipanggil lebih cepat?” “Karena Tuhan menyayangi mereka,” jawab Ren polos. “Berarti Dia membenci kita kan? Karena itulah aku selalu marah, tak pernah mau menyapa-Nya lagi.” Suara selembut hembusan angin itu berubah menakutkan. Bergetar menahan am

Another Story of Ren Yeon Bab 4 Part 1

Gambar
  Seringkali Hidup Berjalan Tidak Seperti yang Kita Mau Bab 4 Kenangan Masa Kecil Ren (Part 1) Seharusnya Eun Heeso dirawat sepenuhnya di rumah sakit jiwa agar segera pulih. Namun, Ren tak ingin berpisah dengan sang ibu, gadis ini berpikir bahwa hawa sejuk pegunungan dapat membantu ibu lebih cepat pulih dan bisa memperoleh ketenangan. Namun, kepindahan mereka ke daerah terpencil ini tidak menampakan perubahan pada kesehatan jiwa Eun Heeso. Perempuan ini semakin sering kambuh, berteriak histeris sambil melempar apapun yang ada di dekatnya. Bahkan menyakiti diri sendiri dengan membenturkan kepala ke tembok sambil meracau tak jelas. Ketegaran dan kasih sayang Ren, membuatnya bertekad mengurus ibu seorang diri. Tanpa Ayah. Walaupun sebenarnya sulit sekali, melewatkan detik demi detik, tanpa sosok yang selalu menjadi pelindung. Kadang terpikir untuk menyerah dengan keadaan yang menghimpi karena merasa tak lagi memiliki ketegaran dalam menghadapi kebekuan ibu yang kian tak dapat tersentu

Another Story of Ren Yeon Bab 3 Part 3

Gambar
    Seringkali Hidup Berjalan Tidak Seperti yang Kita Mau  Keharuman aroma padang rumput, membawa pikirnya melayang. Memutar kenangan masa kecil yang sempat terekam di otak. Pada suatu masa, beberapa tahun lalu. Saat seluruh waktu dihabiskan untuk belajar, belajar dan belajar. Demi mempersiapkan diri, menjadi pemegang tampuk jaringan luas, bisnis keluarga Park. Kala rasa jenuh menguasai. Dia akan berlari ke padang rumput ini. Menumpahkan kekesalan pada helaian-helaian rumput. Melemparkan batu-batu kecil ke tengah danau hingga meninggalkan riak. Menimbulkan gelombang yang semakin lama kian melebar dan akhirnya lenyap. Tempat yang paling Sang Wook sukai, karena di sini dia selalu dapat menemukan teman. Katak yang melompat menuju daun teratai di tengah danau. Capung yang kala hinggap di atas rumput yang bergoyang dimainkan angin nakal. Mereka adalah teman yang paling dapat dipercaya. Tidak akan membocorkan rahasia sedikit pun meskipun menjadi saksi hidup, saat Park Sang Wook kecil m

Another Story of Ren Yeon Bab 3 Part 2

Gambar
Seringkali Hidup Berjalan Tidak Seperti yang Kita Mau Bab 3 Part 2 Senja hadir disertai cahaya jingga membias, teramat indah. Mentari rupanya sedang berkemas, untuk menenggelamkan diri di ufuk barat. Park Sang Wook menuntun sepeda gunungnya dari dalam garasi. Tak mau melewatkan suasana syahdu ini dengan mengurung di dalam rumah. Dia mengayuh menyusuri sepanjang jalan pedesaan. Beberapa petani berjalan telanjang kaki, mereka baru saja hendak pulang dari kegiatan meladang. Wajah letih mereka berulas debu yang larut dalam bulir keringat. Cangkul dan sabit dipikul di pundak sebelah kiri. Keranjang besar berisi beberapa jenis hasil kebun dijinjing tangan sebelah kanan. Park Sang Wook menyempatkan diri untuk mampir sejenak di depan sebuah rumah mungil. Dia menghentikan sepeda. Kemudian mengambil sebuah botol bening berisi setangkai anggrek dari dalam keranjang. Air di dalam botol menjaga sang bunga yang tengah merekah tetap segar. “Annyeonghaseyo, Bibi,” sapa lelaki ini ramah, seraya m

Another Story of Ren Yeon Bab 3 Part 1

Gambar
  Seringkali Hidup Berjalan Tidak Seperti yang Kita Mau Bab 3  Sejuta Kenangan Milik Park Sang Wook (Part 1) Park Sang Wook melayangkan pandangan dari balkon lantai dua bungalow milik keluarga Park. Merentangkan kedua tangan, sambil menarik napas panjang. Alirkan udara pagi pedesaan ke dalam tubuh kekarnya. Di bagian depan, terlihat pegunungan Kumgang yang mulai berkilau seakan disirami cahaya mentari pagi. Beruntung, keluarga Park memiliki bungalow di tengah Desa Angae. Salah satu tempat di distrik pariwisata dengan suasana asri dan segar khas pedesaan. Bangunan ini berdiri dengan megah. Begitu kontras dengan rumah penduduk sekitar. Seperti segelintir pasukan, tengah menjaga benteng istana. Pria ini menghentikan pandangan pada salah satu rumah di seberang kiri bungalow dengan jendela berhadapan. Dia menundukkan kepala, menatap seorang perempuan tua yang duduk termangu. Sang Wook melambaikan tangan, sambil tersenyum ramah. Meskipun tak mendapat ekspresi apapun sebagai balasan. Pa

Another Story of Ren Yeon Bab2 Part 3

Gambar
  Seringkali Hidup Berjalan Tidak Seperti yang Kita Mau Bab 2 Part 3  Asisten direktur dan manajer restoran telah menunggu sejak tadi. Mereka bernapas lega ketika akhirnya direktur Park Sang Wook tiba. “Selamat siang, Direktur,” sapa mereka bersamaan. Dijawab dengan ucapan salam dan anggukan santun dari direktur Park Sang Wook. “Mari saya antar Anda berkeliling restoran sekarang,” usul Manajer Kim Hyo Sun, “setelah itu, kita makan siang bersama-sama.” “Tidak perlu repot-repot manajer. Nona tadi telah menunjukkan semua dengan lengkap kepada saya,” jawab Sang Wook. Manajer kemudian langsung memperkenalkan Park Sang Wook kepada seluruh karyawan restoran. “Beliau adalah direktur baru kita. Park Sang Wook. Menggantikan direktur Park Dong Jin. Semoga di bawah kepemimpinan beliau, ‘Diamond San’ resort dapat berkembang dengan pesat.” “Selamat datang. Direktur Park Sang Wook,” ucap mereka serempak. “Terima kasih banyak. Mohon kerjasama dari kalian semua,” jawab direktur sambil m

Another Story of Ren Yeon Bab 2 Part 2

Gambar
 Seringkali Hidup Berjalan Tidak Seperti yang Kita Mau  Bab 2 Part 2 Wartawan sejak tadi bergerombol di depan gerbang Diamond San Resort. Menunggu dengan penuh semangat, setelah menyiapkan ‘senjata’ untuk memberondong Park Sang Wook dengan serentetan pertanyaan. Sayang sekali, ternyata mereka harus menelan kekecewaan karena di dalam mobil sedan hitam milik keluarga Park, hanya ada seorang supir pribadi. Kemana gerangan sang eksekutif muda yang mereka tunggu-tunggu ini sebenarnya pergi? Park Sang Wook memilih menempuh jalan pintas. Mendaki kelokan demi kelokan menanjak sambil berpegangan pada pagar kayu yang dipasang sepanjang jalan setapak. Sehingga akhirnya mencapai bagian belakang restoran. Sejenak dia menegapkan tubuh yang terbalut setelan jas berwarna abu-abu terang. Kemudian menyeka jejak peluh di wajah dengan sapu tangan, dibantu tiupan sejuk semilir angin sepoi. Melalui sudut mata, pria itu melihat sekilas   sesosok gadis dengan kedua tangan mencengkeram pagar kayu pemba