Another Story of Ren Yeon Bab2 Part 3
Asisten direktur dan
manajer restoran telah menunggu sejak tadi. Mereka bernapas lega ketika
akhirnya direktur Park Sang Wook tiba.
“Selamat siang, Direktur,”
sapa mereka bersamaan.
Dijawab dengan ucapan
salam dan anggukan santun dari direktur Park Sang Wook.
“Mari saya antar Anda
berkeliling restoran sekarang,” usul Manajer Kim Hyo Sun, “setelah itu, kita
makan siang bersama-sama.”
“Tidak perlu repot-repot
manajer. Nona tadi telah menunjukkan semua dengan lengkap kepada saya,” jawab
Sang Wook.
Manajer kemudian langsung
memperkenalkan Park Sang Wook kepada seluruh karyawan restoran.
“Beliau adalah direktur
baru kita. Park Sang Wook. Menggantikan direktur Park Dong Jin. Semoga di bawah
kepemimpinan beliau, ‘Diamond San’ resort dapat berkembang dengan pesat.”
“Selamat datang. Direktur
Park Sang Wook,” ucap mereka serempak.
“Terima kasih banyak.
Mohon kerjasama dari kalian semua,” jawab direktur sambil mengangguk sopan
seraya tersenyum ramah.
Membuat So Ran dan Chan Su
gemetar, karena sebuah lesung pipit indah menjejaki pipi kiri lelaki ini.
Sedangkan Ren tak berani mengangkat wajah, merasa kikuk dengan kesoktahuannya
tadi.
Setelah selesai acara perkenalan,
para petinggi resort duduk berkeliling di meja utama. Bersiap menikmati
hidangan spesial dari Chef Suh Min Jung. Mantan kepala chef di hotel bintang
lima milik “Heandai Grup” di Seoul.
“Apa kabar Anda, Chef Min
Jung? Saya benar-benar merindukan masakan spesial Anda,” ujar Sang Wook.
“Selalu dalam keadaan
prima, Direktur,” jawab Suh Min Jung, “saya tahu Anda akan berkata begitu,
seperti biasanya. Maka saya sengaja menyajikan makanan kali ini, sesuai selera
Tuan Muda Park Sang Wook.”
Sinseollo terhidang apik
di meja. Masakan warisan masa kerajaan Dinasti Joseon. Diolah dengan sedikit
modifikasi dari tangan kreatif milik chef. Membuat citarasa makanan ini
bertambah menggiurkan. Dibuat dari sayuran segar dan daging sapi kualitas terbaik.
Didampingi masakan istimewa lain serta penganan manis dan teh tradisional
favorit sang direktur sebagai makanan penutup.
Setelah menikmati makan
siang, mereka saling memuji dan mengucapkan terima kasih. Perbincangan mengenai
resort akan dilanjutkan di ruangan direktur yang terletak di bangunan utama
hotel.
Seluruh waiter restoran
bersama chef dan kepala restoran mengantar direktur hingga ke depan pintu.
“Tolong layani tamu kita
dengan baik, Kapten Ren,” sambil melirik gadis yang masih kebingungan tersebut
dengan ujung mata.
Ren terkesiap. Terpana
sesaat dengan mata sayu tapi mampu menatap setajam elang milik Park Sang Wook.
“Dia tahu namamu,” pekik
So Ran.
“Kau-beruntung-kapten,”
ujar Chan Su terbata-bata.
“Kalian ini,” timpal Hana,
“nama kita tertempel di sini ...” sambil menunjuk name tag di dada. Mereka
tersipu, menyadari kekonyolan masing-masing.
Melalui sudut mata, Park
Sang Wook sesekali memperhatikan mereka. Terutama Sang Kapten restoran yang
selalu berparas ceria. Seakan membawa energi positif yang senantiasa ditularkan
pada rekan-rekan kerjanya. Bahkan juga untuk seluruh restoran ini, hingga
tampak hangat dan hidup. Celah dalam hatinya pun perlahan terisi. Seumpama
cahaya Mentari yang menerobos masuk melalui ventilasi ruangan.
Membuat ingatannya
menjelajah pada beberapa tahun lalu. Saat seorang gadis kecil sempat mengisi
hari harinya. Namun, yang ia berikan adalah kekecewaan. Tersebab keterpaksaan.
Sang Wook berharap jika suatu
hari nanti dipertemukan kembali, gadis kecil itu tak akan marah padanya. Bisa
saja sosok gadis kecil itu adalah salah satu orang yang bekerja di restoran
ini. Atau bisa saja ia adalah Ren Yeon? Pria ini mengucap harap.
###
Komentar
Posting Komentar