Another Story of Ren Yeon Bab 2 Part 1


Another Story of Ren Yeon


Seringkali Hidup Berjalan Tidak Seperti yang Kita Mau.

Bab 2 Diamond San Resort

Part 1 

Awal musim panas yang indah, saat mentari memberikan cahaya terbaiknya. Membawa harapan cerah di hati setiap orang. Begitu juga saat hujan sesekali menyapa, ia meluruhkan dahaga serta memberikan kesegaran bagi setiap makhluk. Sungguh kolaborasi yang sempurna.

Liburan musim panas merupakan saat yang tepat membebaskan diri dari kesibukan. Berkunjung ke daerah pegunungan, merupakan pilihan yang tak kalah populer dari wisata pantai. Salah satu kegiatan untuk menjaga kebugaran tubuh sambil memanjakan mata dengan warna hijau nan menyegarkan.

Sedangkan untuk sebagian orang, musim liburan berarti waktunya bekerja ekstra. Terutama di distrik pariwisata Kumgangsan, Korea Utara. Semenjak jalur darat dibuka pada tahun 2003 daerah pegunungan yang merupakan taman nasional ini semakin banyak dikunjungi wisatawan.

Bersamaan dengan hal itu, hotel dan resort semakin banyak dibangun. Begitupun jasa ‘Tours and Travels’ resmi. Demi menjaga kenyamanan para turis dari luar Korea Utara, karena mereka belum diizinkan datang perseorangan.

Setelah hampir seharian melakukan pendakian dan berkeliling di sekitar Taman Nasional Kumgangsan. “Diamond San” Hotel and Resort, menjadi pilihan dari mayoritas pengunjung sebagai tempat menginap, beristirahat dan menikmati aneka jenis kuliner di restoran.

Park Sang Wook diberikan kepercayaan sepenuhnya untuk memimpin Diamond San. Dia adalah pewaris tunggal, perusahaan multi bisnis “Heandai Group” milik Park Dong Jin. Sang Ayah sangat yakin dengan kemampuan Park Sang Wook. Gemblengan dan didikan yang langsung dia berikan telah diserap dengan baik. Didukung dengan gelar yang didapat dari universitas bergengsi di luar negeri serta sederetan penghargaan atas prestasi dalam bidang bisnis. Menjadikan putranya, termasuk dalam kategori pengusaha muda tersukses tahun ini.

Beberapa anak perusahaan “Heandai Group” di Korea Selatan telah maju pesat berkat campur tangannya. Sehingga sangat tepat apabila sebuah hotel dan resort yang masih dalam tahap berkembang di Korea Utara ini, berada di bawah penanganan Park Sang Wook.

***

“Kau tahu Ren-ssi. Hari ini Direktur Park akan datang mengunjungi kita,” papar Chan Su, seorang waitress bertubuh mungil.

“Kita? Bukan kita Chan-ah, tapi resort ini,” tukas Ren.

“Betul Ren-ssi, Chan terlalu ke-GR-an,” timpal Ja Bum, lelaki jangkung bertubuh kurus yang bertugas sebagai bartender.

“Maksudku, dia akan datang langsung ke restoran. Tempat ini adalah pendukung paling penting Diamond San,” timpal Chan.

“Pantas saja kita diberi seragam baru,” ujar So Ran, petugas kasir, sambil merapikan rambut dan memeriksa warna lipstik di bibir. Dia selalu mengkhawatirkan riasan wajah dan tatanan rambutnya.

“Hari ini aku telah menyiapkan kado untuk Direktur Park. Siapa tahu aku mendapat promosi naik jabatan,” Chan Su bersemangat.

“Kau terlalu naif Chan-ah. Lihatlah, aku sejak pagi tadi telah berdandan habis-habisan. Berharap saat Direktur Park melihatku. Dia akan jatuh cinta dan langsung melamarku,” cerocos So Ran.

“Jangan mimpi, So Ran-ah. Mana mungkin seorang pangeran seperti Park Sang Wook melamar seorang upik abu sepertimu,” ejek Ja Bum, disambut gelak tawa mereka.

Sebelum briefing pagi ini dimulai. Ren menghabiskan waktu sejenak di pelataran bagian belakang restoran. Menghirup dalam-dalam udara sejuk pegunungan Kumgang. Mengisi paru-paru dengan oksigen yang belum terkontaminasi. Agar lebih siap, saat seharian ini harus bergumul dengan segudang kesibukan.

***

Di meja utama tertulis tanda ‘Reservation’ yang ditata begitu apik, khusus dipersiapkan untuk kedatangan direktur baru Diamond San.

Sederetan menu spesial telah disiapkan. Kepala chef restoran memasak sendiri hidangan untuk direktur. Tak ada yang terlewat dari pengawasannya.

“Ingatlah, kita adalah koki. Bukan pedagang. Jadikan dapur sebagai istana kita. Dan tamu adalah raja.”

“Siap, Chef.”

“Kebersihan, cita rasa dan seni. Adalah tiga hal yang tak dapat dipisahkan dalam proses memasak. Jangan pernah membuat diri kita cacat dengan melalaikan salah satunya. Mengerti!”

Setiap pagi sebelum mulai memasak, Kepala Chef selalu memberikan wejangan. Berulang-ulang setiap harinya agar seluruh kru dapur selalu memegang prinsip yang dia terapkan.

“Ne, Chef,” mereka menjawab serentak menyatakan kesiapan.

***

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Another Story of Ren Yeon Bab 1

Another Story of Ren Yeon Bab2 Part 3

Another Story of Ren Yeon Bab 4 Part 2